Moment Special

Tanggal 11 bulan 11 tahun 2011. Tahun 2011 yang biasanya orang-orang hanya mengambil angka terakhir yaitu 11. 11-11-11 Semua orang mengira itu adalah angka yang istimewa. Mungkin itu tak berlaku untukku. Aku beranggapan tanggal 11 bulan 11 tahun 11 itu sama saja dengan tanggal, bulan, dan tahunpada layaknya, tetap saja 24jam tanpa berkurangnya sedetikpun. Istimewanya tanggal atau angka ini tidak berlaku hanya di dunia nyata saja, di dunia maya pun juga tak kalah istimewanya. Mereka terlihat senang dengan tanggal ini.
            Semua orang ingin sekali tanggal atau angka ini menjadi suatu kisah bahagia dalam hidup mereka. Entah itu hari ulang tahun, pernikahan, bahkan kelahiran seorang anak dari pasangan suami istri. Semua itu tak menepis pendapatku bahwa tak ada sesuatu yang istimewa dalam hidupku mengenai tanggal itu. Tapi semua berubah saat kisahku di mulai pada tanggal 10 bulan 11 tahun 11.
            Pagi cerah di tanggal 10 bulan 11 tahun 11. Kuawali setiap langkahku dengan senyum kecil yang selau menghiasi wajahku. Ku sapa setiap teman yang kutemui disekolah. Ku tebar kehangatan pagi di tanggal 10 bulan 11 tahun 11. Ku ikuti pelajaran dengan bersemangat. Semua berubah setelah pelajaran olahragaku berakhir. Ku ganti pakaian olahragaku dengan seragam biasa. Ku nantikan sebuah pesan singkat dari sang kekasih.
            Tak lama kemudian handphone-ku berdering, tanda sms masuk. Senyum kecil tersungging di wajahku. Sms dari sang kekasih yang kunantikan.
From: Usman
Heh?
Sesaat setelah kubuka dan kubaca pesan tersebut seketika raut wajahku berubah. Cerah binar wajahku tergantikan oleh mendung yang menyelimuti wajah mungilku. Cemberut, suatu penggamaran yang mendominan pada wajahku saat ini. Aku merasa sangat kesal setelah membaca sms dari kekasihku. Kata-kata yang ditulisnya sebelum akhirnya di kirimkan olehku sangat tidak enak untuk dibaca. Layaknya nada sengak jika itu di lontarkan dengan sebuah ucapan kata-kata.
Moodku yang semula sangat baik kini menjadi sangat buruk. Benar-benar buruk. Aku tak tahu salah apa hingga kekasihku seperti marah kepadaku. Jutek. Satu kata sifat yang dapat mewakili tentang apa yang dia berikan kepadaku. Tak seperti biasanya dia seperti ini. Aku bingung aku tak tahu harus bagaimana. Aku selalu salah dengan setiap barisan kata yang ku lontarkan, setiap perbuatan yang aku lakukan. Aku merasa terpojokkan dengan situasi seperti ini. Hatiku gelisah, gundah dan gulana. Ingin rasanya menangis sangat penggalauan terjadi pada diriku.Entah beberapa lama kita beradu kata-kata yaaah dapat dikatakan cukup lama kita cek cok.
Waktu menunjukkan pukul 15.00. Bel tanda pulang berbunyi. Ku ambil handphone dari sakuku, ku lihat 1 pesan masuk di layar handphone-ku. Sms dari kekasihku
From: Usman
Temui aku di koridor. Thx
Tanpa kubalas pesan tersebut, ku berlari-lari kecil menuju koridor. Ku lihat jam kecil yang melingkar di pergelangan tanganku. Terlambat beberapa menit. Batinku berkata, “Ya Tuhan semoga ini tidak akan memperkeruh keadaan. Amin.” Tak jauh dari tempatku berdiri ku lihat kekasihku sedang duduk di bangku panjang berwarna cokelat. Ia menoleh kepadaku dengan sorot mata yang tajam dan tatapan yang dingin. ku balas sorot mata yang tajam dan tatapan yang dingin dengan sebuah senyum yang tersungging dari bibir mungilku. Ia menolehkan kembalai wajahnya seperti acuh kepadaku tanpa membalas senyumku. Senyum yang merekah kembali layu layaknya bunga mawar yang mengalami kekeringan.
            Aku terdiam untuk beberapa saat. Ingin rasanya aku menangis. Kurasa air mata sudah berada tepat di sudut mata bulatku dan tak lama lagi akan segera membasahi pipi chubbyku. Segera kutepis air mata itu. Aku tak ingin ia melihatku menangis. Tanpa berpikir panjang lagi ku lanjutkan langkahku untuk menemui dirinya.
            Aku berdiri tepat di hadapannya. Dia menengadahkan kepalanya ke arahku lalu berkata, “duduk sini.” Akupun duduk disampingnya. Hening. Tubuhku bergetar hebat. Detak jantungku serasa tak terkendali lagi. Dia mulai berkata untuk memecah keheningan diantara kita. “kita break!”dia berkata dengan nada yang datar. Kata-Kata itu mengagetkanku. Semula wajah yang kutundukan kini segera ku tengadahkan untuk menatap wajahnya. “aku gak mau break! Atas dasar apa kamu minta kita buat break?” tanyaku dengan suara agak serak menahan air mata yang menyeruak. Kutahan dengan sekuat tenaga agar air mata itu tak mengalir setetes un. “aku lagi gak bisa berfikir positif tentangmu jd aku putusin buat break dulu sama kamu.” Jawabnya. “Cuma karena itu kamu minta buat kita break? Ada alasan lain?” kataku. “enggak” jawabnya dengan singkat dan semakin meyakinkanku bahwa ia benar-benar menginginkan break dalam hubungan ini. “ada alasan yang lebih logis gak?” tanyaku. “aku minta kamu turuti kata-kataku ini!” pintanya dengan nada sedikit lebih tinggi. “oke, kalo kamu break yaudah kita break, tapi inget aku gak ikhlas!” kataku dengan berat hati.
          Air mataku semakin menyeruak ingin meninggalkan sudut mata bulatku dan segera menghampiri pipi chubbyku. Aku tak ingin menangis dihadapannya. Aku ingin terlihat sebagai seorang gadis mungil yang tegar. Akhirnya kuputuskan untuk pulang dan meninggalkannya tanpa sepatah katapun. Ku percepat langkahku menuju motorku. Dia mengikutiku langkahku dan memanggilku “sae..sae..sae”. aku acuh. Aku tak memperdulikannya. Aku tak ingin ia mendapati mataku yang sudah memerah.
          Ku pacu motorku dengan kecepatan tinggi. Tangisku mulai pecah dan aku menangis sejadi-jadinya. Berpacu dengan angin, bersatu dengan air hujan yang membasahi tubuhku ditambah dengan air mata yg mengalir deras tanpa permisi melewati pipiku. Isakan tangisku terkalahkan oleh desiran derasnya hujan. Hanya aku yang dapat mendengar isakan tangisku. Aku menjadi sangat rapuh dengan semua ini.
          Hari sudah mulai gelap, hujanpun mulai reda, kupandangi langit sore berwarna jingga. Ku dapati mataku sembab dan muka yang memerah. Ku lihat layar handphone-ku ada 1 pesan diterima.
          From: Usman
          Aku syg kamu
          Sebuah pesan yang membuatku merasa bahagia tapi juga menyimpan beribu-ribu tanda Tanya alam benakku. Aku bertanya pada diriku sendiri, “kalo dia masih sayang sama aku kenapa dia tega nglakuin hal ini ke aku?”.
          Waktu menunjukkan pukul 23.00. Aku termenung dalam lamunan dan imajinasiku. Lamunanku buyar dikagetkan oleh handphone yang berdering tanda panggilan masuk. Usman. Ku angkat telfon tersebut dengan suara serak ku berkata, “halo”, “halo juga” balasnya dengan nada lembut. Nada tersebut membuatku ingin kembali meneteskan air mata. Aku rindu akan kasih sayangnya, aku rindu segala tentangnya. Hening. Tak ada yang berbicara satu sama lain. Waktu terus berjalan. Tiba-tiba sudah menunjukkan pukul 00.10. Tiba-tiba ia berkata, “satu menit lagi”,”satu menit lagi? Maksudnya?” tanyaku penuh kebingungan. Satu menit berlalu. Waktu menunjukkan pukul 00.11 dan semua terungkap bahwa aku hanya dikerjai tak terasa air mataku kembali menetes. Air mata kebahagiaan. Anggapanku salah dan mulai saat itu kutemukan suatu yang istimewa dalam hidupku.



1 komentar: